Sumber: Djuyoto Suntani, "Tahun 2015 Indonesia "Pecah"", Penerbit Pustaka Perdamaian, Jakarta 2008, halaman 44.
Salah satu agenda jaringan Illuminati Internasional dalam menghancurkan Indonesia, yaitu dengan cara menghapus Pancasila sebagai ideologi negara. Begitu terjadi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998, secara pelan-pelan terjadi de-legitimasi terhadap eksistensi Pancasila. Dimulai dengan metode penghapusan lembaga BP-7, pembubaran Tim P-7, sampai menghilangkan penataran P-4 dengan target generasi baru nanti tidak lagi mengenal Pancasila.
Implikasi dari semua itu adalah generasi muda pasca reformasi 1998 menjadi kurang akrab dengan Pancasila. Anak-anak muda, terutama di perkotaan yang mengklaim sebagai generasi ‘post-modernis,’ sudah jarang mengenal Pancasila. Apalagi setelah disusul gelombang globalisasi, semangat rasa nasionalisme di kalangan anak-anak bangsa, terutama generasi muda semakin surut, menghilang ditelan zaman.
Serbuan berbagai sekolah internasional yang dikelola orang asing di kota-kota besar Indonesia, semakin menjauhkan Pancasila dari benak anak bangsa sendiri. Anak-anak orang kaya lebih memilih sekolah asing yang menggunakan ‘kurikulum asing’ daripada sekolah negeri. Mereka tidak lagi mengenal ideologi Pancasila. Ini merupakan satu strategi sistematis jaringan Illuminati Internasional melalui Luciferians Conspiration[1] untuk menghapus ideologi Pancasila dari bumi Indonesia. Dengan cara sistematis, halusm taktis strategis, lambat namun pasti, generasi mendatang kelak tidak lagi mengenal ideologi Pancasila. Pelan-pelan Pancasila bakal menghilang dari bumi pertiwi Indonesia.
[1] Luciferians Conspiration merupakan kepanjangan tangan dari Illuminati Internasional. Didirikan oleh sekelompok tokoh eksklusif Yahudi papan atas internasional ketika secara super rahasia berkumpul di sebuah tempat di kota Bazel-Swiss (Eropa). Mereka membentuk organisasi Illuminati (Lucifiers Internasional) yang diklaim menjadi pemegang syah ‘cahaya kebenaran’ (Nur Illahi). Program jangka panjang kelompok ini ingin memiliki otoritas penuh mengatur sekaligus mengendalikan seluruh dunia. Untuk menggerakkan jaringan, sebagai operatos lapangan, mereka membentuk super-group Fremansaory dengan menebar tema kampanye ke seluruh penjuru dunia tentang kebebasan, hak azasi manusia, demokratisasi, kesetaraan, transparansi, reformasi serta kemakmuran masyarakat. (hal.10-11).
Kembali
Implikasi dari semua itu adalah generasi muda pasca reformasi 1998 menjadi kurang akrab dengan Pancasila. Anak-anak muda, terutama di perkotaan yang mengklaim sebagai generasi ‘post-modernis,’ sudah jarang mengenal Pancasila. Apalagi setelah disusul gelombang globalisasi, semangat rasa nasionalisme di kalangan anak-anak bangsa, terutama generasi muda semakin surut, menghilang ditelan zaman.
Serbuan berbagai sekolah internasional yang dikelola orang asing di kota-kota besar Indonesia, semakin menjauhkan Pancasila dari benak anak bangsa sendiri. Anak-anak orang kaya lebih memilih sekolah asing yang menggunakan ‘kurikulum asing’ daripada sekolah negeri. Mereka tidak lagi mengenal ideologi Pancasila. Ini merupakan satu strategi sistematis jaringan Illuminati Internasional melalui Luciferians Conspiration[1] untuk menghapus ideologi Pancasila dari bumi Indonesia. Dengan cara sistematis, halusm taktis strategis, lambat namun pasti, generasi mendatang kelak tidak lagi mengenal ideologi Pancasila. Pelan-pelan Pancasila bakal menghilang dari bumi pertiwi Indonesia.
[1] Luciferians Conspiration merupakan kepanjangan tangan dari Illuminati Internasional. Didirikan oleh sekelompok tokoh eksklusif Yahudi papan atas internasional ketika secara super rahasia berkumpul di sebuah tempat di kota Bazel-Swiss (Eropa). Mereka membentuk organisasi Illuminati (Lucifiers Internasional) yang diklaim menjadi pemegang syah ‘cahaya kebenaran’ (Nur Illahi). Program jangka panjang kelompok ini ingin memiliki otoritas penuh mengatur sekaligus mengendalikan seluruh dunia. Untuk menggerakkan jaringan, sebagai operatos lapangan, mereka membentuk super-group Fremansaory dengan menebar tema kampanye ke seluruh penjuru dunia tentang kebebasan, hak azasi manusia, demokratisasi, kesetaraan, transparansi, reformasi serta kemakmuran masyarakat. (hal.10-11).
Kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar